Pesona Tata Kecantikan Rambut Bali: Inilah Makna dan Filosofi Sanggul Pusung Tagel
Gianyar, Ditjen Vokasi - Salah satu sanggul nusantara yang menarik perhatian adalah sanggul pusung tagel. Sanggul asal Bali ini memiliki ciri khas sendiri dan memiliki filosofi yang mendalam. Siapa sangka sanggul cantik ini ternyata memiliki penggunaan yang tak sembarang. Penasaran seperti apa?
Sanggul merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Pendidikan vokasi melalui lembaga kursus dan pelatihan (LKP) lah materi mengenai sanggul nusantara dapat dipelajari, khususnya LKP bidang kecantikan. LKP yang berfokus pada bidang tata rias pengantin Bali adalah LKP Dewi, Gianyar, Bali.
Dewa Ayu Putu Herlina Pebriyani selaku instruktur kecantikan LKP Dewi menyampaikan bahwa sanggul pusung tagel merupakan sanggul turun temurun dari nenek moyang. Sanggul ini digunakan oleh mayoritas masyarakat Bali.
“Sanggul pusung tagel menandakan kedewasaan, yang menggunakannya pun tak boleh gadis dan hanya wanita yang sudah berumah tangga/menikah,” ungkap Ayu menjelaskan.
Lebih lanjut, Ayu mengungkapkan bahwa bagi gadis ada sanggul khusus yang bisa digunakan, yaitu sanggul pusung gonjer. Berdasarkan penjelasan Ayu, sanggul pusung tagel memiliki bentuk yang bagian bawahnya menyerong ke samping. Pusung tagel bagian kiri disebut penyawat, sementara sanggul yang berbentuk bulatan dinamakan batun pusungan, lalu yang terletak di sebelah kanan penyawat adalah tagelan.
Ayu menjelaskan, “Karena filosofinya adalah menandakan kedewasaan maka sanggul pusung tagel juga digunakan pada saat pernikahan. Pernikahan ini disebut dengan Manusa Yadnya.”
Cara membuat pusung tagel ini pun tergolong mudah. Ayu memaparkan, pertama-tama persiapkan rambut tambahan (cemara). Namun, jika rambut sudah panjang, maka tidak memerlukan cemara. Setelah itu rambut dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian depan dan belakang.
“Bagian depan disasak berbentuk sunggaran dan bagian belakang rambut diikat kuat dengan karet, letaknya pas di tengah kepala bagian belakang. Setelah itu pasangkan cemara 100—120 cm dengan kuat,” jelas Ayu.
Langkah selanjutnya adalah pilin sedikit rambut cemara dengan rambut asli, kemudian bentuk lingkaran (batun pusungan) dengan cara memutarkan rambut kekiri bawah dan naik ke kanan atas. Lalu buat lah tagelan dengan cara menekuk ujung rambut sebelah kanan dan bentuknya lebih besar dari batun pusungan.
“Sentuhan terakhir yaitu sisakan rambut untuk diselipkan dan ikatkan pada tengah sanggul/pangkal sanggul, jepit dengan kuat. Sanggul pusung tagel sudah jadi,” ujar Ayu mengakhiri tutorial sanggul pusung tagel.
Sanggul pusung tagel menjadi daya tarik karena memiliki nilai estetik dan nilai kebudayaan yang mendalam. Ciri khas dan pesonanya harus tetap dilestarikan. Langkah sederhananya ialah dengan mempelajarinya melalui kursus, terutama bagi yang ingin menjadi makeup artist (MUA). (Zia/Cecep)