Mengangkat Nilai Tradisi: Strategi Pendidikan Vokasi melalui PKW Tekun Tenun dan Kriya

Mengangkat Nilai Tradisi: Strategi Pendidikan Vokasi melalui PKW Tekun Tenun dan Kriya

Jakarta, Ditjen Vokasi – Di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin deras, pelestarian warisan budaya dalam hal ini wastra nusantara menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Salah satu upaya strategis untuk menjawab tantangan ini adalah melalui pendidikan vokasi yang dirancang khusus untuk melestarikan nilai-nilai tradisi. 


Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan pun mengambil langkah pasti untuk menjaga keberlangsungan dan pengembangan dunia kriya dan tekstil khususnya wastra nusantara. Salah satunya adalah melalui program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tekun Tenun dan Kriya yang bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).

Dalam gelar wicara yang menjadi salah satu rangkaian acara Pameran Kerajinan Nusantara (Kriyanusa) 2024 (31-8-2024) yang mengangkat tema Peluang Mengembangkan Kerajinan Tradisi Nusantara di Tangan-tangan Muda, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menyampaikan bahwa program PKW Tekun Tenun dan Kriya merupakan salah satu program prioritas dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi.

Melalui program PKW Tekun Tenun, para peserta didik tidak hanya belajar tentang teknik-teknik menenun yang telah diwariskan turun-temurun, tetapi juga mendapatkan pemahaman mendalam mengenai nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam setiap motif dan proses pembuatan tenun.

“Pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam membekali generasi muda dengan keterampilan yang tidak hanya relevan dengan kebutuhan pasar kerja, tetapi juga dengan pelestarian budaya lokal,” ucap Tatang.

Tatang juga menekankan bahwa setidaknya terdapat dua dampak penting dari pelaksanaan program PKW Tekun Tenun dan Kriya, pertama ialah bagaimana pendidikan vokasi melahirkan wirausaha baru dan yang kedua ialah bagaimana regenerasi pengrajin wastra nusantara bisa terus berlanjut.


Sementara itu, Harta Rohana Situmorang, Ketua Dekranasda Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan program PKW Tekun Tenun dan Kriya ini. Menurutnya, dengan pelaksanaan program ini, para generasi muda yang putus sekolah memiliki kesempatan untuk belajar terkait wastra nusantara dan ini membantu dalam proses regenerasi penenun di wilayah Samosir.


“Kemendikbudristek telah memfasilitasi pendidikan yang baik. Melalui program ini, ayo para generasi muda jangan takut. Arahkan tujuan hidupmu karena setiap orang memiliki bakat dan keahlian kita harus menggali dan jangan mundur karena tantangan,” ucap Harta.


Pada kesempatan yang sama, Ariy Arka, seorang desainer muda yang telah mendalami bidang wastra selama 13 tahun ini, menyampaikan bahwa program PKW Tekun Tenun dan Kriya menjadi jembatan dalam menyiapkan wirausaha yang siap tempur. Ariy menekankan bahwa negara yang kaya perlu didorong oleh anak-anak muda yang memiliki jiwa luar biasa. 



Melalui program ini, para generasi muda disiapkan untuk menggali sesuatu yang ada di negeri sendiri demi kesejahteraan negeri.


“Setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk menjemput masa depannya. Yakini bahwa diri kalian bisa menghasilkan sesuatu yang memiliki dampak positif untuk diri sendiri dan lingkungan. Fokus dengan apa yang ingin dicapai,” ucap Ariy.


Dalam gelar wicara ini turut hadir pula alumnus PKW Tekun Tenun dan Kriya tahun 2021 dari Dekranasda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maria Devita. Maria menyampaikan rasa senangnya bisa menjadi bagian dari program PKW Tekun Tenun dan Kriya. Bekal ilmu yang ia dapatkan selama belajar ini turut menuntunnya menjadi seseorang yang merdeka atas kesejahteraan hidupnya.


“Saya berharap rintisan usaha kain tenun yang telah saya geluti bisa lebih baik dari waktu ke waktu sehingga manfaatnya tidak hanya saya yang rasakan, tetapi juga bisa dirasakan oleh masyarakat di sekitar saya,” ucap Maria. (Aya/Cecep)