Mahasiswa Polije Rancang Alat Pendeteksi Larva Nyamuk Demam Berdarah
Jember, Ditjen Vokasi - Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Informatika (TIF), Politeknik Negeri Jember (Polije) berhasil mengembangkan inovasi alat pendeteksi larva nyamuk aedes aegypti. Tidak hanya mampu mendeteksi larva nyamuk, alat ini juga mampu untuk mendeteksi potensi larva nyamuk aedes aegypti di tempat penampungan air.
Nyamuk aedes aegypti dikenal sebagai penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) hingga menyebabkan penyakit lain, seperti chikungunya juga zika. Ciri nyamuk ini adalah memiliki tubuh kecil berwarna hitam belang. Saat memasuki musim penghujan, potensi ancaman DBD biasanya meningkat.
Salah satu mahasiswa yang turut serta dalam pengembangan alat ini, Rio Javier Reyhan mengatakan bahwa ide pengembangan alat ini tidak lepas dari potensi nyamuk demam aedes aegypti yang biasanya meningkat tinggi di musim penghujan dan membutuhkan kewaspadaan oleh masyarakat.
“Karya yang kami buat bertujuan untuk meminimalisir penyebaran penyakit demam berdarah dengan mendeteksi potensi larva dan keberadaan larva di area-area penampungan air, di mana nyamuk ini biasa bersarang,” kata Rio Javier.
Menurut Rio Javier, cara kerja alat yang dikembangkan ini adalah dengan menggunakan beberapa parameter. Selain itu, untuk mendeteksi adanya larva, digunakan video yang telah direkam di tempat penampungan air.
“Dan alat ini akan mendeteksi adanya larva atau tidak,” tambah Rio Javier.
Inovasi para mahasiswa tersebut dipamerkan dalam gelaran TIF Exhibition yang dihelat di Gedung Jurusan Teknologi Informasi,Polije. Gelaran tersebut menampilkan berbagai produk unggulan mahasiswa Teknik Informatika semester satu, tiga, dan lima. Produk-produk aplikasi tersebut meliputi aplikasi berbasis desktop, aplikasi berbasis website, aplikasi berbasis mobile android, dan aplikasi berbasis sistem tertanam.
Ketua Jurusan Teknologi Informasi, Hendra Yufit Riskiawan, berharap dengan kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat memiliki kemampuan untuk menerapkan inovasi yang dihasilkan dan dapat berguna bagi masyarakat luas.
“Kegiatan ini sudah rutin digelar oleh Prodi TIF Polije. Selain itu kegiatan ini sangat penting bagi mahasiswa untuk memamerkan karya inovasi yang dihasilkan selama satu semester. Diharapkan mahasiswa terasah kemampuannya tidak hanya skill tetapi juga pengetahuan komunikasi juga ikut terasah,” tutur Hendra Yufit.
Koordinator Program Studi Teknik Informatika, Betty Etikasari, mengatakan bahwa kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Prodi TIF merupakan kegiatan yang digelar setiap semesternya.
“Hasil dari karya inovasi mahasiswa ini merupakan hasil dari pembelajaran berbasis PBL (project based learning). Mahasiswa TIF selalu kami arahkan untuk belajar dengan PBL, yaitu dengan studi kasus yang terdapat pada industri. Adapun dari pihak industri turut hadir dalam kegiatan ini,” jelas Betty. (Polije/Nan/Cecep)