Lulus SMK Jadi Wirausaha Muda, Kisah Niena Produksi Makanan Unik dan Lezat
Tulungagung, Ditjen Vokasi - Pendidikan vokasi, khususnya di sekolah menengah kejuruan (SMK) terus membuktikan bahwa lulusannya mampu berwirausaha. Hal itulah yang dirasakan oleh Daniela Eden Winnie Putri, biasa dipanggil Niena. Gadis berusia 18 tahun itu berhasil menjadi seorang wirausaha muda dengan produk kuliner inovatif yang unik dan lezat bernama “Niena Factory”.
Sudah memiliki minat dan bakat di bidang kuliner dan ingin menjadi wirausaha, Niena memutuskan untuk memilih SMK sebagai pilihannya. SMKN 2 Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur pun menjadi pilihan terbaiknya.
“Dulu memang suka liat mama masak, sampai akhirnya saya tertarik untuk belajar di bidang kuliner,” ungkap Niena.
Niena menceritakan bahwa ia pun sudah senang berjualan sejak masuk di bangku sekolah dasar. Dengan seragam merah putihnya, ia menawarkan berbagai macam produk kuliner buatan Sang Mama. Berawal dari ketertarikan tersebut, Niena pun memantapkan hati untuk terjun ke dunia yang sama seperti mamanya.
“Saya yakin, semua orang butuh makan. Maka, berwirausaha di bidang kuliner merupakan peluang yang menjanjikan,” ungkap Niena.
Serunya Jadi Anak SMK Kuliner
Mengembangkan keterampilan di bidang kuliner menjadi motivasi terbesar Niena sebagai anak SMK. Ia meyakini bahwa menempuh pendidikan di SMK yang kaya akan praktik dan juga projek akan meningkatkan kemampuannya.
Niena pun merasakan keseruan terjun di program keahlian Kuliner seperti yang ia bayangkan. Sudah senang dunia baking, ia pun semakin tertarik untuk mempelajari lebih lanjut.
“Cuma saya kira dulu langsung belajar, ternyata waktu di kelas X saya mengenali terlebih dahulu dasar-dasarnya,” cerita Niena.
Mulai di kelas XI, ia bisa mengeksplorasi hal-hal yang membuatnya penasaran. Ia dapat mengikuti projek pembelajaran bersama mitra dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dengan membuat berbagai produk kuliner. Ia pun semakin terlatih baik soft skills maupun hard skills yang belum tentu didapatkan melalui mata pelajaran formal.
“Melalui pembelajaran berbasis projek ini saya dan teman-teman juga belajar untuk produksi suatu produk kuliner, yang mana produk tersebut dipasarkan kepada DUDI yang telah bekerjasama dengan SMKN 2 Boyolangu,” jelas Niena.
Sebagai SMK yang menyelenggarakan Kurikulum Merdeka, SMKN 2 Boyolangu pun sangat mengutamakan kebebasan anak untuk belajar. Melalui kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK), Niena membuat produk unik nastar lele (tema bahan utama produk ikan lele), produk nuget beluntas, sambal beluntas (tema bahan utama beluntas), dan produk inaco (tema minuman unik).
Niena menjelaskan, “Kebetulan saya senang berekspresi dan mencoba resep-resep makanan. Dengan Kurikulum Merdeka saya merasa minat saya tersalurkan. tentunya dengan riset yang mendalam dan arahan dari guru-guru.”
Tak hanya itu, sembari belajar, Niena pun terus mengembangkan usaha kulinernya dengan menjual frozen food dan grass jelly milk bernama Nienna Food. Menurut Nienna, kehidupan masa SMK-nya sangat menjadi bekal ketika ia ingin mengembangkan usaha.
Omzet Dua Kali Lipat UMK Tulungaggung
Semenjak lulus di tahun 2024 ini, Niena terus mengembangkan usahanya. Ia pun melakukan branding ulang nama mereknya menjadi Niena Factory. Sudah memiliki beberapa pelanggan sejak ia masih bersekolah, tak membuat semangat Niena kendor. Justru ia semakin berapi-api untuk berinovasi.
“Sekarang fokus saya itu di jual produk cake, cookies, dan minuman. Bahkan, grass jelly milk yang dulunya hanya ori, saya sudah menambah beberapa varian rasa,” ungkap Niena.
Produk grass jelly tersebut pun dapat ditemui di empat tempat, yaitu di Kantin RSUD Dr. Iskak, Bank Jatim, dan dua tempat lainnya di depot legendaris di Tulungagung. Ia pun memasarkan produknya di Instagram maupun Tiktok bernama @nienafactory.co sebagai upaya branding dan menjangkau pembeli lebih banyak.
Tak hanya itu, keunikan yang Niena tonjolkan dari produknya adalah membuat lapis legit kuno pertama di Tulungagung. Jarang ada lapis legit, membuat Niena memproduksi makanan tersebut.
“Syukurlah lapis legit sudah memiliki nomor izin edar (P-IRT), jadi pasti bukan hanya enak namun aman. Juga, banyak kesan positif dari orang-orang sudah mencicipi lapis legit tersebut dan approved untuk dijual,” tutur Niena.
Dari kerja kerasnya tersebut ia sudah mendapatkan penghasilan bersih kurang lebih yaitu Rp3—5 juta. Hal ini cukup besar jika dibandingkan dengan UMK Kabupaten Tulungagung yang menyentuh angka Rp2 juta. Karena masih merintis, Niena merasa bahwa ia ingin terus berinovasi. Rencana ke depan yang ingin ia kembangkan adalah melanjutkan produk nastar lele dan beberapa produk hasil cipta resep semasa SMK.
Niena menambahkan, “Saya juga akan menambah varian cake Jadoel atau original yang kini kekhasan kunonya sudah hampir hilang karena banyak bahan alternatif lain yang bisa dipakai.” (Zia/Cecep)