Bantu Penyandang Disabilitas dengan OCR Baca Obat, SMKN 2 Pekanbaru Sukses Menduduki 3 Besar SIC Batch 5

Bantu Penyandang Disabilitas dengan OCR Baca Obat, SMKN 2 Pekanbaru Sukses Menduduki 3 Besar SIC Batch 5

Pekanbaru, Ditjen Vokasi – Kembangkan optical character recognition (OCR) baca obat untuk penyandang disabilitas, SMKN 2 Pekanbaru, Riau berhasil meraih podium ketiga dalam ajang Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 5 (7-09-2024).


SIC merupakan program pendidikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) global bagi generasi muda khususnya pelajar. Melalui kompetisi SIC Batch 5 ini, para pelajar didorong untuk mengembangkan bakat dengan keterampilan dalam memecahkan masalah.


Dalam kompetisi SIC Batch 5 ini, SMKN 2 Pekanbaru tampil gemilang dengan membawa ide OCR baca obat untuk penyandang disabilitas. Tema ini dipilih sebagai bentuk kepedulian SMKN 2 Pekanbaru untuk membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan penglihatan dalam membaca label, informasi, nama, dosis, efek samping, petunjuk penggunaan, dan indikasi obat. 


Tim yang terdiri atas 23 personel ini berhasil mengembangkan teknologi OCR baca obat yang dioperasikan dengan ESP32 CAM yang dikolaborasikan dengan teknologi artificial intelligence (AI). 


Kepala SMKN 2 Pekanbaru, Peri Daswandi, menyampaikan bahwa OCR pembaca memanfaatkan teknologi AI untuk menghasilkan visual yang bermanfaat bagi penyandang disabilitas dalam mengelola pengobatan mereka. Sistem kerja OCR pembaca obat ini ialah dengan mengubah teks dalam gambar menjadi data yang dapat dibaca oleh komputer. 


“Untuk penyandang disabilitas, OCR ini dapat mengubah teks cetak menjadi format audio atau braille,” ucap Peri.


Dengan ide tersebut, SMKN 2 Pekanbaru berhasil meraih juara 3 dalam ajang SIC Batch 5 tahun 2024. 

Sementara itu, Adryan Maulana Efendi, siswa SMKN 2 Pekanbaru, menyampaikan bahwa inovasi ini didesain untuk mempermudah penyandang disabilitas, terutama mereka yang memiliki keterbatasan penglihatan, dalam mengenali dan membaca informasi penting terkait obat-obatan. 


Teknologi OCR memungkinkan teks yang ada di kemasan obat dibaca dan diubah menjadi suara, sehingga dapat diakses oleh pengguna dengan gangguan penglihatan.


“Keberhasilan ini merupakan bentuk komitmen kami dalam menciptakan solusi berbasis teknologi yang inklusif dan bermanfaat bagi masyarakat,” ucap Adryan. (Aya/Cecep)